Bagaimana kalau suatu hari kamu dipejeng di depan mahkamah Tuhan, manusia mulai dari zaman Adam dikumpulkan sampai manusia yang lahir 5 menit sebelum kiamat, semua melihat kamu, semua menertawakan kamu, semua mencela kamu, smeua mencemeohkan kamu, semua mengekspresikan kegondokannya ketika melihat rekaman kejadian yang kamu sembunyikan dulu di dunia, kamu kira kamu berhasil menutupnya dari manusia, ternyata ada rekaman tersembunyi dimanapun kamu berada, hidden camera yang akan disiarkan besok, dan kamu pelakunya dipejeng di depan ayah, ibu, anak, istri, mantan pacar, murid kamu, bosmu, anak buah kamu, anggota partaimu dan seterusnya. Pasti kamu juga akan keringetan seperti kamu dulu dipejeng di depan sekolah, bukan kah begitu?
Dalam surat yasin ayat 65 Allah berfirman, “pada hari ini kami menutup mulut-mulut mereka, dan berkatalah tangan mereka kepada kami, dan kaki mereka memberikan kesaksian atas apa yang telah mereka lakukan”.
Amirul mukminin Umar bin Khattab mengatakan, “persiapkan dirimu, lahir dan batin untuk big showbesok di padang mahsyar”.
Pernah kamu membayangkan keadaan itu? bayangkan saja kamu dipejeng disamping lampu lalu lintas kemudian di lehermu tergantung tulisan “aku adalah…..”, nggak usah membayangkan dipejeng di depan mahkamah Tuhan di padang mahsyar. Sebuah keadaan yang bikin sendi-sendi copot sambil berdiri. Itu menurut kata Allah dan Rasul-Nya, kita lihat saja nanti bagaimana the big show itu pada hari akhirat. Tapi, kamu nggak bisa ikut rumus trial and error disitu, karena itu penentuan, kalau kamu gagal ya sudah, gagal untuk selamanya. Dari pada kamu mikir, mendingan kamu persiapkan, seperti apa yang dikatakan amirul mukminin umar, persiapkan sesiap mungkin, semaksimal mungkin untuk hari itu.
Dipejeng itu pasti, tapi dipejeng untuk dipermalukan atau untuk diberikan penghargaan? Itu yang belum pasti. Tapi tentunya ada yang dipejeng untuk dibongkar kebusukannya dan dimintakan pertanggungjawaban, ada juga yang dipejeng untuk diberikan penghargaan. Kalau yang pertama, rasanya pengadilan itu lama sekali, karena setiap detik nafasnya akan disiarkan, waktu terasa begitu lambat, seakan-akan waktu itu berhenti. Kalau yang kedua senyam-senyum di depan sana, dia gembira, karena akan dapat penghargaan.
“wajah-wajah orang yang beriman pada hari itu berseri-seri, mereka melihat Tuhannya, dan wajah-wajah orang kafir hari itu suram dan muram, mereka yakin bahwa mereka akan ditimpakan malapetaka yang amat dahsyat…..”. surat Qiyamah ayat 23-25.
Ada salafussaleh kalau ditanya, “besok saat anda masuk surga, apa yang akan anda minta?”, dia menjawab, “aku tidak akan meminta apa-apa, aku hanya ingin melihat Tuhanku”. Itulah nikmat paling besar bagi seorang hamba,ketika dia dijamu Tuannya, keindahan tiada tara bagi seorang yang merindu, ketika bertemu kekasihnya. Mau dipejeng dimana saja, kamu bisa menentukannya dari sekarang, kamu masih memiliki banyak kesempatan untuk itu, untuk memilih tempatmu, masih ada waktu.
Ada dua hal yang jarang kita perhatikan;
- Agama itu saling menasehati, saling menasehati juga berarti saling mendoakan. Kita nasehati saudara seagama, kita doakan juga setelah itu, supaya dia mendapat taufiq untuk melaksanakan nasehat itu. Jangan pelit-pelit berdoa, gratis kok doa itu, jangan takut mendoakan orang lain karena orang lain tidak mendoakan kamu, kerena setiap doa yang kamu panjatkan keapda Allah untuk orang lain, langsung dijawab oleh malaikat “walaka mitslu zalik”, dan semoga kamu juga dapat demikian. Pantulan doa yang kamu doakan itu langsung disambut malaikat. Doa diterima dari hamba-hamba yang suci, kamu kan tau siapa itu malaikat, 99% kemungkinan doanya diterima. Jadi nggak usah khawatir doa kamu akan sia-sia.
- Jangan sekali-kali berfikiran, “aku masih kotor, tidak pantas aku menasehati orang lain, sedangkan aku sendiri tidak pernah melakukan nesehat itu”. Kalau menunggu suci sampai ke level nabi Muhammad, sampai kambing berkokok juga nggak bakalan kamu bisa!maka yang terpenting itu mulai, mulai dan mulai. Insyallah dengan ketulusan niat kamu menasehati sesama, Allah pasti akan membantumu, manolongmu untuk istiqamah dalam nasehat-nasehat itu.
Aku juga takut dipejeng besok sambil melihat rekaman maksiat yang kulakukan, makanya mumpung masih bisa, buruan bertaubat, buruan hapus rekaman itu, biar besok hanya rekaman kebaikan dan kebahagiaan yang dipejeng. Kamu tidak melihat dan tidak tahu apa saja yang sudah terekam, tapi kamu bisa menghapusnya.
Allah akan menghapus semua rekaman itu selama kamu masih mau rekaman itu dihapus. Allah menerima taubat ahli makasiat malam hari pada siang harinya, dan menerima taubat ahli maksiat siang hari langsung pada malam harinya. Artinya kamu tidak harus melewati birokrasi njelimet untuk menghapus rekaman itu. Cukup berwudhu, shalat dua rakaat, dan hapuslah setiap detik rekaman memalukan itu dengan tetesan airmata taubat. Airmata pura-pura juga nggak apa-apa, kata Imam Nawawi kalau belum biasa nangis karena dosa, nangis pura-pura dulu nggak apa-apa, nanti kamu akan terbiasa, hatimu akan luluh, akan lunak, akan bersih, kerena selama kamu bergaul dengan maksiat hati kamu itu tertutup noda, noda kerat, noda anti tetesan airmata dosa.
Sekali-kali coba bayangkan kamu dipejeng di depan umum, dipermalukan, dan diketawain orang banyak. Pasti kamu akan TB, putus asa, hilang semangat. Jangan sampai hari akhirat dipejeng begitu. Sejak saat ini, mari sama-sama kita hayati bahwa dipejeng di depan umum itu menyakitkan, mengerikan.
Kalau kamu tidak suka dipejeng, doakanlah juga saudaramu demikian, semoga mereka juga tidak dipejeng untuk dipermalukan besok di padang mahsyar. Termasuk aku, doain aku juga dan seluruh umat islam.
Ada doa bagus yang sering “dia” baca, mungkin bisa kamu coba, “ya allah, aku tidak kenal semua hamba-Mu, ampunilah semua orang yang kukenal dan tidak kenal, khsusunya orang-orang yang pernah kulilihat wajahnya dan kudengar suaranya. Banyak teman-teman dan saudara-saudaraku yang minta didoakan, aku tidak tahu apa hajat mereka, Engkau lebih tau, apapun hajat mereka, penuhilah ya Allah”.
Aku yakin, diujung dunia sana ada seorang hamba Allah yang mendoakanku, meskipun aku tidak mengenalinya, maka aku dia. Kamu juga demikian, banyak yang mendoakanmu dari belakang dan dari jauh, maka kamu juga seharusnya begitu.
Bersiaplah untuk dipejeng besok hari !