Rabu, 27 Juni 2012

Wisata Edukasi Museum Gunung Merapi (with PIC)


Indonesia terletak di persimpangan lempeng bumi. Akibatnya, Indonesia menjadi zona seismik. Selain itu, Indonesia termasuk dalam cincin api dari 500 gunung berapi, diantaranya 129 yang aktif. Jumlah itu mencakup 13 persen dari jumlah gunung berapi aktif di dunia. Ini menegaskan kembali bahwa Indonesia terletak di daerah potensial bencana. Oleh karena itu, harus ada upaya mitigasi untuk menekan jumlah korban ketika bencana terjadi.


Museum Gunung Merapi adalah sebuah situs wisata baru di lereng selatan Merapi, yang dibangun untuk memberikan solusi untuk masalah diatas. Objek wisata dirancang sebagai konservasi yang sedang berlangsung dan situs pendidikan serta pengetahuan berkembang mengenai bencana gunung berapi, gempa bumi dan bencana lainnya. Museum ini diresmikan pada tanggal 1 oktober 2009 oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Purnomo Yusgiantor.

Slogan museum ini adalah “Merapi Jendela Bumi“. Bangunan berlantai dua, yang menempati tanah seluas 3,4 hektar. Lantai pertama berisi koleksi museum yang dibagi ke dalam beberapa ruangan dengan tema yang berbeda. Ada gunung berapi dunia, Manusia dan Gunung berapi, bencana gempa bumi dan tsunami, bencana tanah longsor, Diaroma, peralatan survei, ekstra terestrial volcano, dan fasilitas pendukung lainnya. Sedangkan fungsi lantai dua sebagai ruang teater yang menampilkan film tentang gunung berapi.


Suhu dingin akan menyambut anda ketika anda menginjakan kaki di halaman Museum. Jika cuaca bagus, anda dapat menyaksikan puncak Merapi yang elegan dengan pemandangan pepohonan yang teduh dibelakang museum. Pada saat menginjakan kaki di setiap tangga dari halaman museum, ini akan mengingatkan anda pada gerbang utama komplek Candi ratu Boko. Tidaklah berlebihan untuk mengatakannya, karena konsep pembangunan Museum Gunung Merapi berkaitan erat dengan nilai-nilai phylosophical Jawa. Arsitektur museum itu sendiri merupakan bentuk candi (gerbang utama dan halaman), tugu Jogya (monumen di bagian atas bangunan) dan seluruh bangunan museum berkonsep keraton.


Sebuah mockup ukuran besar Gunung Merapi yang terus menerus mengeluarkan asap dan magma akan menyambut saat anda memasuki pintu masuk utama. Selain itu, terdengar pula suara gemuruh. Jika anda ingin belajar tentang kronologi letusan merapi, cukup tekan tombol narasi dekat mockup tersebut. Segera anda dapat mendengar suara narator disertai dengan backsound Jawa yang menceritakan kisah letusan Merapi. Ada juga tiga tombol yang masing-masing bertuliskan tahun, seperti 1969, 1994 dan 2006. Jika anda menekan salah satu tombol maka menyebabkan aliran magma menyebar sesuai dengan kejadian setiap tahun.

Setelah menikmati zona gunung api dunia, kemudian beranjak ke zona guung merapi. Semua informasi tentang gunung merapi tersedia di ruangan ini. Dari fenomena pembangunan kubah merapi, mitos merapi, tampilan merapi dari era Belanda sampai era modern, dan banyak lagi. Semuanya disajikan dalam gambar dan foto yang menarik. Jadi tidaklah berlebihan untuk mengakui museum gunung merapi sebagai situs pendidikan mitigasi toreduce jumlah korban.


Dalam salah satu ruangan di Museum Gunung Merapi, ada kumpulan alat yang digunakan untuk proses kegiatan pemantauan gunung berapi. Selain itu, ada pula berbagai jenis batuan yang terbawa oleh letusan gunung merapi. Bahkan peralatan masyarakat setempat seperti kompor yang rusak oleh letusan juga terpajang di museum ini.

Museum Gunung Merapi dirancang untuk menjadi pusat informasi, penelitian dan pariwisata. Situs ini layak untuk dikunjungi, sebab dengan adanya museum ini, proses belajar tentang gunung merapi akan lebih menarik dan tidak membosankan. Objek wisata dirancang sebagai konservasi yang sedang berlangsung dan situs pendidikan serta pengetahuan berkembang mengenai bencana gunung berapi Museum Gunung Merapi terletak di selatan lereng Gunung Merapi, tepatnya di jalan Boyong, Dusun Banteng, Desa Hargobinangun, kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.




sumber :http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=15117779

Tidak ada komentar:

Posting Komentar